Medan, forletnews.com -- Perkumpulan Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) Sumatera Utara (Sumut) melaporkan oknum Forum Umat Islam (FUI) Medan yang melakukan pembubaran paksa pertunjukan Jaran Kepang ke Polrestabes Medan atas tuduhan persekusi, Kamis (8/4).
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Pujakesuma Sumut, Eko Supianto mengatakan tak hanya melakukan aksi pemukulan dan meludahi warga, oknum anggota FUI juga melontarkan kata-kata tidak etis terhadap pertunjukan Jaran Kepang tersebut.
"Kami telah membuat laporan ke Polrestabes Medan atas tindakan persekusi yang dilakukan Ormas (FUI) seperti pembubaran dan kata-kata tidak etis. Kami juga sesalkan tindakan kepala lingkungan (kepling) yang ikut membubarkan. Seharusnya kepling menjadi pamong bagi warga," kata dia.
Eko menjelaskan tarian Jaran Kepang merupakan budaya Jawa yang harus terus dilestarikan.
"Jaran Kepang merupakan bagian dari budaya Jawa. Budaya itu harus tetap dilestarikan. Apalagi banyak generasi muda yang ikut tarian Jaran Kepang itu. Kita upayakan agar generasi muda suka dengan budaya, dan mempertahankan budaya kita yang sudah mulai terkikis dengan masuknya budaya luar," urainya.
Di sisi lain, Eko mengimbau agar warga Jawa di Sumut menahan diri dan tidak terpancing isu-isu yang dapat merusak keamanan di Sumut pasca terjadinya pembubaran pertunjukan Jaran Kepang.
"Kami imbau agar warga Jawa di Sumut jangan terprovokasi dan menahan diri. Jangan sampai terpecah belah dengan tindakan tindakan intoleransi. Karena kasus ini sudah ditangani oleh aparat penegak hukum," jelasnya.
Diketahui, video sekelompok anggota Laskar Khusus Forum Umat Islam (FUI) Medan tengah membubarkan Jaran Kepang di Jalan Merpati, Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumut pada Jumat 2 April 2021 viral di media sosial.
Saat pembubaran pertunjukan seni itu, Pengunggah video menuliskan peristiwa itu terjadi pada Jumat (2/4/2021).
"Pertunjukan seni budaya Jaran Kepang dianggap syirik lalu dibubarkan oleh FUI Medan. Beberapa saat kemudian salah satu anggota ormas tersebut maju dan meludahi wanita yang adu argumen. Sejumlah warga emosi dan kerusuhan terjadi," tulis pengunggah video itu.
Sumber : cnnindonesia.com