BENGKALIS, RIAUBERTUAH.ID – Dinas Perpustakaan (Dispersip) Kabupaten Bengkalis terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan minat membaca masyarakat dan menjadikannya sebagai kebutuhan.
Berubahnya gaya hidup masyarakat kala ini menjadi lebih menikmati kehidupannya dengan gadget (handphone) menjadi salah satu penyebab menurunnya minat baca masyarakat menurun.
Sebagai gambaran lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi begitu cepat dan mewabah, sehingga memungkinkan masyarakat beralih mendapatkan informasi dengan cepat dan mudah melalui teknologi via gadget.
Oleh sebab itu, berbagai upaya dilakukan Dispersip melalui tiga program unggulannya untuk meningkatkan minat baca masyarakat di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini.
“Dispersip dalam meningkatkan minat baca masyarakat, kita lakukan berbagai program kegiatan. Yang lagi gencar-gencarnya kita perkenalkan dan paling kita unggulkan yakni E-Pusda,” ucap Kepala Dispersip, H Suwarto kala dihubungi via telepon Jumat (12/04/2019).
Program tersebut yakni E-Pusda, E-Pusda yang dibuat untuk mengembangkan minat baca masyarakat di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan mengunakan sistem elektonik yang bisa diakses menggunakan handphone. Pasalnya, melihat keadaan masyarakat saat ini yang lebih menyukai sesuatu yang bersifat kekinian dan berbau digital. Akhirnya Dispersip melakukan kerjasama dengan melakuka PT Kubuku Indonesia sebagai penyedia aplikasi E-Pusda.
Diminati hampir seluruh lapisan masyarakat, E-Pusda telah diakses oleh Seluruh Kecamatan di Kabupaten Bengkalis juga sejumlah provinsi yang tak hanya Provinsi Riau.
Berkembang pesatnya E-Pusda terbukti dengan telah bergabungnya 1.290 pendaftar baru dan jumlah pengunjung kurang lebih 13.000.
Tak sampai disitu, ketenaran E-Pusda Kabupaten Bengkalis tidak diragukan lagi, terlihat dari keberadaan E-Pusda di peringkat 1 (pertama) dari semua perpustakaan digital yang menjadi mitra PT Enam Kubuku Indonesia.
Foto : Foto : Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis Komisi IV, Syaukani.
Program kedua yakni perpustakaan berbasis inklusi sosial masyarakat. Merupakan pendekatan berbasis sistem sosial yang memandang perpustakaan sebagai sub sistem sosial dalam kemasyakatan.
Suwarto mengungkapkan bahwa Dispersip dalam hal meningkatkan mingkatkan minat baca masyarakat tak hanya melakukan upaya di lingkup perpustakaan saja, namun Dispersip juga turut serta turun kelapangan yakni di tengah-tengah masyarakat untuk menyelesaikannya.
“Jadi tidah hanya sebatas perpustakaan diruangan saja, tapi kia bergerak diluar ruagan. Kita lakukan transformasi atau perpindahan mencari minat baca masyarakat dengaan kegiatan luar. Sebagai salah satu contoh pemanfaatan lahan pekarangan, jadi kita sebagai fasilitator menyiapkan buku, kita cari narasumber dari dinas ketahanan pangan kemudian kepala desa beserta masyarakat sebagai objeknya,” ungkap Suwarto
Diibaratkan jemput bola, itulah yang dilakukan oleh Dispersip kolaborasi dengan pihak-pihak terkait sehingga pada akhirnya masyarakat terpancing membaca buku dan menghasilkan dari buku yang dibacanya.
Program ketiga, Dispersip secara rutin dan bergantian mendatangkan pihak sekolah ke Perpustakaan Tuan Guru Haji Ahmad yang terletak di Jalan Pertanian Bengkalis.
“Kita setiap dua minggu sekali mendatangkan pihak sekolah untuk datang ke perpustakaan. Mereka akan kita suguhkan untuk mendongeng kemudian menabung. Seperti pada selasa mendatang kita akan gelar kegiatan bersama salah satu pihak bank untuk anak-anak menabung,” terang mantan Kabag Kesra ini.
Salah satu masyarakat yang melihat kerja keras Dispersip ini adalah Martini, warga Desa Kelapapati Kecamatan Bengkalis menyambut positif langkah yang dilakukan Dispersip. Dimana Martini yang mengakui sering mengantarkan anaknya ke perpustakaan ini Dispersip sering malakukan kegiatan-kegiatan di lingkungan perpustakaan.
“Saya sering mengantarkan anak saya untuk belajar disini, kadang waktu saya kesini juga sering saya lihat ada kegiatan yang dilakukan Dispersip. Kami masyarakat sangat suport dengan apa yang dilakukan perpustakaan selama itu berguna bagi masyarakat,” ucapnya.
Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis komisi IV Syaukani saat dihubungi via telepon Minggu 14/04/2019 menilai usaha yang dilakukan Dispersip saat ini sangat baik. Sehingga dari usahanya, tak hanya pelajar dan mahasiswa, kelompok masyarakat lainnya juga menjadi terpacu untuk menambah wawasan dari membaca.
Foto : Perpustakaan Tuan Guru Haji Amad Bengkalis.
“Saya melihat Dinas dalam upaya meningkatkan minat baca baik untuk pelajar maupun masyarakat sudah sangat baik. Selain melakukan pembenahan-pembenahan perpustakaan juga sudah menjadikan pustaka bagian dani dunia maya. Sehingga setiap orang bisa mengakses buku-buku dalam menambah pengetahuan,” terang Syaukani.
Namun demikian, Syaukani juga mengharapkan Dispersip tetap mencari cara agar minat baca masyrakat terus menjalar sampai ke plosok kampung-kampung.
“Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dispersip dalam meningkatkan minat baca masyarakat, yang pertama bagaimana melakukan sinerginitas dengan dinas pendidikan agar duni buku menjadi dunia wajib dalam pendidikan anak-anak kita. Baik SD, SMP dan seterusnya,” ujar Syaukani
Kedua, lanjut Syaukani Dispersip harus memikirkan ada sentra-sentra perpustakaan, bacaan di semua kecamatan berfungsi secara baik, optimal dengan pihak uang ingin mempublikasikan perpustakaan di tengah masyarakat.
“Ketiga bahwa minat baca ini juga berhubungan dengan kemampuan guru menggesa peserta didik untuk secara terus menerus membaca. Maka Dispersip harus melengkapi perpustakaan dengan bahan bacaan yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat setempat, pendidikan juga hal-hal yang bersifat kebudayaan,” terusnya.
Dengan cara tersebut, jika dijalankan Syaukani menilai animo masyarakat untuk membaca buku akan berjalan lebih baik.
Saat ini jumlah pengunjung perpustakaan setiap bulannya mencapai 50 ribu orang. Dimana Dispersip setiap satu tahun sekali melakukan embaharuan buku.
Kemudian jumlah buku milik perpustakaan yang juga tersebar di seluruh kecamatan saat ini berjumlah 375.000 judul buku.
Selanjutnya Suwarto berharap kepada seluruh masyarakat agar dapat mengunjungi perpustakaan, perpustakaan elektronik maupun perpustakaan di daerahnya yang sudah ada.