Penyalainews, Kampar - Meski baru dilantik pada Mei 2017 lalu, namun Bupati dan Wakil Bupati Kampar periode 2017-2022 H Azis Zaenal-Catur Sugeng Susanto mendapat sorotan dari masyarakat, terutama dari kalangan mahasiswa. Ini adalah unjukrasa pertama masyarakat Kampar terhadap pemerintahan yang mengusung program 3i (industri, infrastruktur dan investasi) tersebut.
Dilansir dari CAKAPLAH.COM, belasan aktivis yang tergabung dalam "Aliansi Rakyat Kampar Menolak Lupa" melakukan aksi unjukrasa di Bangkinang, Kamis (7/9/2017) yang dimulai dengan long march dari Bundaran di depan Balai Bupati Kampar di Jalan Prof M Yamin,SH. Usai 'istirahat' siang mereka menuju kantor Bupati Kampar di Jalan Lingkar, Bangkinang.
Mereka menggunakan satu unit bus dan beberapa buah sepeda motor membawa bendera merah putih, bendera GPPI dan sebuah spanduk yang bertuliskan 'Evaluasi kebijakan dan kinerja 100 hari pemerintahan Azis-Catur yang tidak pro rakyat'
Aliansi ini terdiri dari gabungan aktivis dari Gerakan Pemuda Patriotik Indonesia (GPPI) Kampar, Himpunan Mahasiswa Ocu Kampar (HMOK) dan aliansi BEM se-Kampar.
Sampai di depan pintu kantor Bupati Kampar, puluhan Satpol PP yang dipimpin Kasatpol PP Kampar Muhammad Jamil telah bersiap menunggu kedatangan pendemo. Satpol PP membuat barisan sehingga belasan pendemo tak bisa masuk ke dalam kantor.
Aksi adu mulut tak bisa dielakkan antara Kasatpol PP Kampar M Jamil dengan orator Ryan Septyanto dan Dipson karena mereka ngotot bisa masuk ke ruang kantor Bupati Kampar untuk memastikan keberadaan Bupati Kampar karena Jamil menyebutkan Bupati Kampar H Azis Zaenal dan Wakil Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto sedang berada di Jakarta.
Koordinator pengunjukrasa Ryan Septyanto yang juga Sekjen GPPI Kampar, dalam orasinya menyampaikan aksi yang dilakukan ini adalah untuk menagih janji-janji yang disampaikan Azis-Catur pada masa kampanye dulu. Ia secara lantang menyampaikan bahwa apa yang dilakukan Azis-Catur tidak pro rakyat, hal ini terkait rencana pembangunan 23 jembatan yang bersumber dari APBD Riau dan Kampar.
Pengunjukrasa lainnya, Dipson dalam orasinya menyampaikan, selama seratus hari kepemimpinan Azis-Catur tak satupun tindakan yang pro rakyat dan tidak ada tindakan konkrit untuk memenuhi beberapa kebutuhan rakyat.
"Hari ini kita akan tagih janji Azis-Catur. Apakah dia tutup mata pada hati ini. Begitu banyak masyarakat Kampar yang sakit, tidak bisa sekolah. Jeritan rakyat tidak makan, tidak sekolah sampai ke telinga kami," tegas Dipson.
Ia juga menyesalkan, setiap masyarakat turun menyampaikan aspirasi, tidak pernah ditanggapi dengan baik.
Sementara dalam selebaran yang dibagikan kepada masyarakat, disebutkan, aktivis ini menuntut Pemkab Kampar agar mengevaluasi kebijakan dan kinerja 100 hari Pemerintahan Azis-Catur. Kedua, laksanakan program-program yang berpihak kepada rakyat Kampar dan yang ketiga, tranfaransikan penggunaan APBD Kampar kepada seluruh rakyat Kampar.
Kepala Satpol PP Kampar Muhammad Jamil di hadapan belasan aktivis menyampaikan bahwa pada hari ini Bupati dan Wakil Bupati Kampar sedang ke luar kota, tidak ada di tempat. "Kemarin bersama Pak Wabup berangkat ke Jakarta," kata Jamil.
Mengenai aspirasi yang disampaikan mahasiswa, Jamil mengaku telah disampaikan ke Bupati Kampar dan pada hari Senin (11/9/2017) nanti.
"Insya Allah Senin lewat perwakilan akan dipertemukan dengan Bupati Kampar. Sampaikan nanti apa yang mau disampaikan," ujar Jamil.
Namun keterangan Jamil ini tidak membuat aktivis merasa puas, mereka tetap ngotot ingin masuk ke dalam kantor bupati. Hal itu pulalah yang membuat Jamil tampak menanggapi dengan emosi dan menegaskan pihaknya akan menindak tegas apabila ada pendemo yang berlaku anarkis.
"Kalau seandainya beliau ada di kantor ini maka akan menemui adik-adik. Jangan anda memaksa masuk ke dalam kantor bupati," tegas Jamil.
Setelah sempat terjadi adu mulut akhirnya pendemo membubarkan diri dengan tertib sekira pukul 15.45 WIB.***red
Cakaplah.com